Monday, March 31, 2014

Tamu yang aneh....

Sore itu sepulang dari kerja, saya duduk manis sambil menikmati siaran tivi. Sedang asyik2nya saya nonton, tiba2 ada suara ketukan pintu. Saya beranjak dari kursi, lalu berjalan ke arah suara ketukan pintu. Ada 2 orang berpakaian seragam PNS di depan pintu. Agak ragu saya membuka pintu. Hari gini koq pendaftaran pemilu? Bukannya saya sudah punya surat tanda coblos? Lah, trus mau apa dong dua orang ini? Antara ragu dan mau tau, akirnya toh saya membukakan pintu juga untuk mereka. Setelah bercerita sedikit tentang asal usulnya, mereka lalu mengeluarkan sebuah buku. Saya amati judulnya 'Peraturan Ketenagakerjaan Pemerintah RI'. Buku tersebut disampul rapi dengan plastik. Kalau saya buka plastiknya, pasti dianggap telah membeli. Harga yang disebut lebih dari 200.000 rupiah. Wah, gak main2 ni... Saya mulai resah.
Saya minta diri sebentar masuk ke dalam dan berharap ada orang yang bisa saya ajak berunding. Tapi ternyata orang rumah sedang pergi. Waduuuh... Saya gunakan jurus kepepet deh..lebih baik tanya mbah gugel, sebelum kembali menemui mereka. Saya dapati berita seperti ini...

"KLATEN- Nama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten dicatut oleh oknum untuk kegiatan penjualan buku berjudul ‘Peraturan Ketenagakerjaan Pemerintah RI’. Buku tersebut dijual Rp 275.000 per buku. Ketua Komisi IV DPRD Klaten, Yoga Hardaya kepada solopos.com, Selasa (24/4/2012), mengaku sudah mendapat banyak keluhan dari warga terkait oknum penjual buku yang mengatasnamakan petugas dari Dinsosnakertrans itu. Dalam menjalankan aksinya, oknum tersebut menunjukkan surat tugas dari Dinsosnakertrans. “Oknum tersebut datang ke kantor-kantor perusahaan swasta. Berbekal surat tugas dari Dinsosnakertrans, oknum tersebut menjual buku dengar harga yang relatif tinggi,” papar Yoga. Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Klaten, Slamet Widodo mengatakan pihaknya tidak pernah memberikan tugas kepada pegawainya untuk menjual buku. Dinsosnakertrans, kata Slamet, juga tidak memberikan surat pengantar kepada seseorang untuk kepentingan perniagaan. “Kalau ada orang yang mengaku dari petugas Dinsosnakertrans lalu menjual buku berarti itu oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan mencatut instansi pemerintah. Kami tidak pernah mengirimkan petugas atau surat rekomendasi kepada siapapun untuk menjual buku,” tegas Slamet. 

Nah, apa benar ya mereka ini oknum yang dimaksud? Saya kembali menemui tamu, lalu mengatakan tidak ingin membeli buku itu. Buku saya kembalikan dengan utuh, belum saya sobek plastiknya. Lalu segera saja salah seorang tamu berseragam PNS itu mengambil buku dan memasukkannya ke dalam tasnya dengan mengatakan, ' oh ya sudah bu...'. Lalu mereka pergi dengan senyum yang aneh meninggalkan saya yang masih terpukau... Wah, saya jadi merasa aneh juga... Dasar tamu yang aneh dengan senyum yang aneh...hahaha....

Sunday, March 23, 2014

Sister Act jaman sekarang?

Eh ada Sister Act jaman sekarang... Ikut kontes seperti American Idol..atau sejenisnya... Membuat terheran2 para juri... Sampai seorang jurinya yang sangar itu seperti menangis... Pertama nonton yutubenya saya juga terharu...sampe berkaca2 gitu... Koq ada ya suster heboh seperti suster ini?



Wajahnya lugu, usianya baru 25 tahun...tampil seadanya...
Ga pake baju meling2 seperti artis, tapi dah mencolok mata orang yang melihatnya...
Ga pake make up juga...tapi dah nampak manis dan cantik...
Wah, suster ini koq seperti kisah Sister Act beneran ya? Saya gak sedang ngimpi kan ya? Kata2 nya waktu ditanya juri... Kenapa mau tampil di ajang seperti itu... Ya karena ia punya 'suara indah' dan ingin ia bagikan itu untuk semua...

Wah, jadi tersinggung juga rasanya saya... Apa ya yang bisa saya bagikan buat orang lain nih....hayoooo?



Thursday, March 20, 2014

Belajar tertawa lagi...

No one cares how much you know, until they know how much you care - Theodore Roosevelt

Tadi malam saya terenyuh melihat pramugara kereta api eksekutif jurusan Gambir - Pasar Turi yang begitu kesulitan membuka pintu gerbong. Saya pun hanya bisa melihat bagaimana mas2 itu berusaha membuka pintu, soalnya sebelumnya saya juga mengalami kesulitan membukanya. Mas2 itu sampai meletakkan nampan bawaannya dan dengan kedua tangannya berusaha sekuat mungkin menarik handel pintu.
Sementara itu selagi mas2 pramugara itu berusaha membuka pintu, saya mendengar dua penumpang laki-laki yang tertawa menyaksikan pramugara yang kesusahan itu. Seorang bapak datang membantu tetapi juga tidak berhasil. Saya hanya bisa menanggung keinginan untuk membantu tetapi tak mampu.
Bukan maksud saya menjelek-jelekkan penumpang yang menertawakan pramugara itu, tetapi kok ya tega sih menertawakan orang yang kesusahan; bukannya malah membantu? Peristiwa yang mirip sudah saya posting beberapa waktu lalu dan pokoknya sama. Apa ya kita bisa belajar tertawa dan menempatkan tawa kita pada tempat atau suasana yang tepat?

Saturday, March 15, 2014

Senyum dokter yang mengubah...

Memang repot kalau pindahan... Dengan kerjaan baru yang mengharuskan rajin melancong, alias sales, ada banyak pengalaman yang ingin kubagikan... Tapi sayang tangan ini tidak bisa digerakkan. Mungkin karena terlalu stress atau karena memang kurang berbagi kerja pada tangan kiri. Maka tangan kanan beberapa hari kuistirahatkan.

Seminggu setelah istirahat tangan kanan, sembuh... Gantian tangan kiri yang kena coblos jarum infus. Bekas langkah tusukannya masih membiru... Bener-bener kudu istirahat nih tangan... Apa ya itu berarti harus brenti kerja? Tawaran menarik... Tapi ga asik, hehe... mau makan apa... Kucoba pelan2 ngerjain pekerjaan rumah..sukur bisa ngetik juga... Emang gampang mana sih? Kerjaan rumah dengan ngetik? Sama2 enteng kalo tangan ga lagi mogok...hahaha... Bulan ini pikirku masa puncaknya kudu setoran ke rumah sakit. Gapapa lah... Dah lama juga ga setor muka ke dokter...


Aku jadi inget film Patch Adam, aktornya Robin William yang kocak itu. Ketika aku diinfus jam 2 pagi di ruang gawat darurat di sebuah kota kecil... Aku sangat meragukan pelayanan yang diberikan termasuk peralatan yang digunakan. Namun senyum manis ibu dokter dan beberapa perawat dapat menenangkan hatiku... Mereka cekatan menolongku. Kesan kumuh jadi sedikit berkurang. Aku menyalahkan mata dan rasaku yang terlalu sok bersih... Di tempat yang sederhana ini aku istirahat dalam damai sejenak. Dalam mimpiku ada sosok ibu dokter yang cekatan dan murah senyum. 4 jam saja infus menemaniku... Kemudian aku pamit untuk kerja kembali. Terima kasih bu dokter...

Saturday, March 1, 2014

Perfect in imperfection

aku merasa punya banyak kekurangan… tapi itu tidak merisaukanku… karena aku tau engkau selalu bersamaku…persembahan kecilku adalah sebuah senyum untukmu…